Kamis, 30 Desember 2010

TAFSIR QS. AR--RUM: 41

BAB I
PEMBAHASAN

A. Lafadz dan Terjemahan QS. Ar Rum: 41

        ••      

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar rum: 41)



B. Tafsir Mufrodat
Pada surah Ar rum: 41 ini, terdapat suatu penegasan yang ditujukan untuk manusia, bawasanya berbagai kerusakan yang terjadi di daratan maupun di lautan adalah ulah manusia. Sebaiknya semua itu harus di sadari oleh manusia sekarang ini, agar manusia sekarang ini segera menghentikan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan di daratan maupun di lautan, dan yang paling penting adalah dengan menggantinya dengan perbuatan baik yang bermanfaat untuk kelestarian alam kita ini.
Kata zhahara pada mulanya berarti terjadinya sesuatu dipermukaan bumi. Sehingga, zhahara dapat di artikan menjadi sesuatu yang tampak, karena sumua itu terjadi di permukaan, maka menjadi tampak dan terang, serta di ketahui dengan jelas. Sedangkan kata al-fasad menurut al-ashfahani adalah keluarnya sesuatu dari keseimbangan,baik sedikit maupun banyak. Kata ini biasa digunakan untuk menunjuk apa saja, baik jasmani, jiwa, maupun hal-hal lain
Ayat di atas menyebut bahwa darat dan laut dapat di artikan sebagai tempat terjadinya fasad itu. Hal ini dapat di artikan bahwa daratan dan lautan menjadi arena kerusakan, yang hasilnya keseimbangan lingkungan menjadi kacau.

C. Isi Kandungan QS. Ar rum: 41
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai kholifah di muka bumi. Oleh karena itu manusia ditugaskan oleh Tuhan untuk mengurus bumi yang tercinta ini.
Dalam pelaksanaannya sebagai kholifah, manusia di beri akal oleh Tuhan, sehingga manusia memiliki kelebihan dibandingkan makhluk lainnya. dengan akalnya itu manusia mempunyai inisiatif dan daya kreatif dalam tugas mengurusi kelestarian bumi.
Selain itu akal tersebut juga digunakan untuk mengembangkan kebudayaan di muka bumi ini. Salah satu kemajuan yang berkembang adalah perkembangan senjata yang tidak lain digunakan untuk berperang. Peperangan ini akan menimbulkan berbagai kerusakan. Kemajuan yang lain adalah di bidang industri, dimana setiap harinya menghasilkan limbah-limbah beracun yang dapat merusak lingkungan. Hal-hal tersebut di atas sangat cocok dengan QS Ar rum ayat 41 yang menyebutkan bahwa kebanyakan kerusakan dimuka bumi baik di darat atau pun di laut akibat ulah tangan manusia.
Namun, bukan berarti semua kerusakan di akibatkan oleh manusia sendiri. Pernyataan Allah itu merupakan suatu petunjuk bahwa kerusakan itu adalah insidentil sifatnya. Jikalau manusia merupakan penyebab semua kerusakan yang ada di muka bumi ini, maka ini bertentangan dengan fitrah manusia sebagai makhluk paling sempurna. Semua makhluk ciptaan Allah, pada dasarnya mempunyai fitrah yang baik.
Kerusakan di muka bumi ini, yang di sebabkan tangan manusia terjadi karena kesyirikan, keingkaran, dan kesesatan manusia. Mereka melakukan kebebasannya secara seenaknya sendiri tanpa memikirkan apakah ada yang di rugikan atau tidak. Padahal segala sesuatu yang dilakukan manusia akan di mintai pertanggung jawaban kelak di kemudian hari.
Akibat dari perbuatannya itu maka manusia merasakan sebagian dari perbuatan jelek mereka, dengan kata lain kebaikan di balas dengan kebaikan dan kejelekan di balas dengan kejelekan. Sedangkan makhluk lain yang hidup dimuka bumi ini selain manusia, berbuat bukan menurut kehendaknya. Keadaan mereka telah di seting hanya mempunyai insting belaka.
Ayat 41, mengingatkan adanya perbuatan jelek yang dapat merusak bumi dan berakibat pada manusia itu sendiri. Sehingga manusia yang mempunyai akal hendaknya menghindari perbuatan jelek tersebut dan berbuat hal-hal yang berguna bagi kehidupan.
Dalam ayat ini juga di sebutkan, bahwa Allah SWT memberikan balasan kepada sebagian manusia akibat perbuatan jeleknya. Pernyataan ini jika diteliti lebih jauh merupakan rahmat dari Allah SWT. Balasan tersebut menjadi peringatan bagi manusia agar tidak berbuat jelek lagi dan kembali kepada Allah SWT di jalan yang benar.
Dengan demikian, Allah tidak menjatuhkan hukuman kepada semua manusia karena akan menghancurkan kehidupan di bumi termasuk binatang dan tumbuhan. Seperti yang di sebutkan dalam surat yang artinya “ dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia di sebabkan usahanya niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas bumi suatu makhluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka.”( QS Al Fatir : 45 )

Kerusakan besar yang akan terjadi di muka bumi ini diakibatkan perbuatan dosa yang sangat besar. Adapun dosa besar itu ialah beragama non islam, mengambil pelindung pada selain Allah, mempersekutukannya, menyatakan bahwasanya Allah itu beranak, dll.













KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai kholifah di muka bumi. Oleh karena itu manusia ditugaskan oleh Tuhan untuk menjaga dan melestarikan alam ini demi sesama manusia juga. Akan tetapi, dalam kehidupan yang sesungguhnya, kebanyakan manusia hanya bisa merusak tanpa bisa memperbaikinya. Dampak negative dari semua itu, akan di rasakan oleh sesama manusia itu sendiri. Maka dari itu, sebagai manusia yang berakhlak mulia atau manusia yang memang di ciptakan oleh Allah sebagai khalifah, haruslah menjaga amanat itu dengan baik dengan menjaga bumi kita ini dari kehancuran-kehancuran yang di ciptakan oleh ulah kita sendiri.












DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. 2005. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati
http://agustinarahmayani.wordpress.com/2008/04/17/pemanfaatan-dan-pelestarian-lingkungan-hidup/)
Tim tashih Departemen Agama, “Al Qur’an dan Tafsirnya”, Yogyakarta, 1990: UII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar